Rabu, 03 April 2013

TUGAS analisis swot cocacola NAMA : DICKY ISWARA W ... NIM : 01210075

COCA-COLA COMPANY 

Coca-cola merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia. Coca cola menjual empat dari lima top minuman non alkohol sedunia, diantaranya: Cocacola, Diet coke, Sprite, dan Fanta. Coca cola mempekerjakan 71.000 orang dilebih dari 200 negara. Coca cola kurang lebih memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman. Produk-produk coca cola didistribusikan melalui restoran dan toko makanan, serta pemasok.

Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.

Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.

Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
                
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

VISI DAN MISI
    ü  Visi
Visi kami menyediakan kerangka Roadmap kami dan pedoman setiap aspek dari bisnis kami dengan menggambarkan apa yang kami butuhkan untuk menyempurnakan untuk melanjutkan menuju keberhasilan yang mendukung, kualitas pertumbuhan.

·         People             : Be a great place to work where people are inspired to be the best they can be.

·         Portfolio          : Bring to the world a portfolio of quality beverage brands that anticipate and satisfy people's desires and needs.

·         Partners          : Nurture a winning network of customers and suppliers, together we create mutual, enduring value.

·         Planet              : Be a responsible citizen that makes a difference by helping build and support sustainable communities.

·         Profit               : Maximize long-term return to shareowners while being mindful of our overall responsibilities.

·         Productivity    : Be a highly effective, lean and fast-moving organization.

ü  Misi
Our Roadmap starts with our mission, which is enduring. It declares our purpose as a company and serves as the standard against which we weigh our actions and decisions.
1.      To refresh the world...
2.      To inspire moments of optimism and happiness...
3.      To create value and make a difference.

Menurut saya, visi dan misi perusahaan Coca-cola sesuai dengan realita apabila dibandingkan dengan kemajuan perusahaan coca-cola saat ini sehingga tidak diperlukan adanya revisi dari kelompok kami. Dalam penjabaran visi dan misinya perusahaan tersebut memperhatikan berbagai aspek, diantaranya corporate social responsibilities, lingkungan, dan berbagai kepentingan perusahaan untuk menuju keberhasilan.

Tujuan Perusahaan : Menjadikan perusahaan minuman bersoda no satu di dunia.

Pesaing utama dari Coca-cola Company (industri softdrink) adalah perusahaan PepsiCo




ANALISIS SWOT

STRENGTH (Kekuatan)
 
Faktor strategis
Nilai
Bobot
Rating
Skor
Riset and Development yang intensif
4
0,12
4
0,48
SDM yang terlatih
3
0,09
3
0,27
Harga Produk Yang Kompetitif
3
0,09
3
0,27
Keadaan Distribusi dan Pangsa Pasar
3
0,09
4
0,36
Harga Produk yang kompetitif dan SDM yang besar dan terlatih
3
0,09
3
0,27
Sebagai inovator dalam industri soft drink
4
0,12
3
0,36
Strategi pemasaran yang baik
4
0,12
4
0,48
System informasi yang baik
4
0,12
3
0,36
Kemasan produk yang menarik
4
0,12
4
0,48
Loyalitas Konsumen
4
0,12
4
0,48
Memiliki kepopuleran merk yang tinggi dan dikenal oleh masyarakat sedunia
4
0,12
4
0,48
Coca Cola memenangkan penghargaan untuk kategori kemasan kaleng dari jenis produk yang paling inovatif dan atraktif
3
0,09
3
0,27
TOTAL
33
1,29
42
4,56



Weakness (Kelemahan)


Faktor strategis
Nilai
Bobot
Rating
Skor
Inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar
4
0,22
-4
-0,88
Sebagai perusahaan beverage memiliki kontrak ekskulisif kepada Pepsi Company
3
0,17
-3
-0,51
Ketersediaan bahan baku
4
0,22
-4
-0,88
Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain
3
0,17
-3
-0,51
Biaya produksi yang tinggi
4
0,22
-4
-0,88
TOTAL
18
1
-18
-2,78



Opportunity (Peluang)


Faktor strategis
Nilai
Bobot
Rating
Skor
Kestabilan Struktur Harga dan Perkembangan Produk
4
0,15
3
0,45
Bahan pendukung utama produk coca-cola dapat diganti dengan produk yang lain
3
0,11
3
0,33
Respon Terhadap Promosi
4
0,15
4
0,6
Pertumbuhan iklan di internet karena penggunaan internet telah meningkat
4
0,15
4
0,6
Kerjasama dengan berbagai pihak
4
0,15
4
0,6
Semakin meningkatnya pendapatan penjualan PT Coca – Cola
4
0,15
3
0,45
Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya jaringan
4
0,15
4
2,13
TOTAL
27
1,01
25
2,25




Threat (Ancaman)


Faktor strategis
Nilai
Bobot
Rating
Skor
Tingginya harga bahan mentah
4
0,2
-3
-0,6
Ada banyak minuman subsitusi dari produk minuman yang lain
4
0,2
-3
-0,6
Inovasi AS ke Irak yang mempengaruhi penjualan coca-cola
4
0,2
-4
-0,8
Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku
4
0,2
-4
-0,8
Di beberapa negara seperti India melarang penjualan coca-cola
4
0,2
-4
-0,8
TOTAL
20
1
-18
-2,8


Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada tabel seperti dituliskan di atas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut :
  1. Skor Total Kekuatan               :  4,56
  2. Skor Total Kelemahan            : -2,78
  3. Skor Total Peluang                  :  1,98
  4. Skor Total Ancaman               : -2,80

Selain itu, penentuan koordinat dari gambar tsb adalah sebagai berikut :



Koordinat Analisis Internal  

(Skor total Kekuatan – Skor total kelemahan) : 2  = (4,56 – 2,78) : 2 = 0,89



Koordinat Analisis Eksternal

(Skor total Peluang – Skor total Ancaman) : 2 = ( 2,25 – 2,80) : 2 = -0,27


Berdasarkan skor total di atas, maka penentuan posisi perusahaan dapat digambar sebagai Matrik SWOT yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :






Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka diketahui posisi unit usaha terletak pada kuadran IV namun perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut di bawah ini :




kuadran
posisi titik
Luas matrik
Ranking
Prioritas Strategi
I
SO
4,56
2,25
10,26
2
Growth
II
WO
-2,78
2,25
-6,25
4
stabilitas
III
WT
-2,78
-2,80
7,78
3
penciutan
IV
ST
4,56
-2,80
-12,76
1
Kombinasi



Berdasar tabel tersebut di atas, maka diperoleh ranking luas matrik kuadran sebagai berikut :
  1. Ranking ke 1       : pada kuadran IV dengan luas matrik -12,76
  2. Ranking ke 2       : pada kuadran I dengan luas matrik 10,26
  3. Ranking ke 3       : pada kuadran II dengan luas matrik 7,78
  4. Ranking ke 4       : pada kuadran III dengan luas matrik -6,25
Pada kuadran I ( S O Strategi ) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
Pada kuadran II ( W O Strategi ) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan.
Pada kuadran III ( W T Strategi ) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Pada kuadran IV ( S T Strategi ) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang






PENJELASAN :
·         KUADRAN I (SO)
Pengembangan Pasar      : Melakukan inovasi produk baru di daerah baru untuk melakukan pelebaran distribusi.
·         KUADRAN II (WO)
Pengembangan Pasar      : Mengatasi persaingan produk dengan produk lain untuk memenuhi keinginan pasar.
·         KUADRAN III (WT)
Pengurangan                      : Untuk memenuhi efisiensi biaya menempatkan stock barang di daerah yang terbatas SDAnya, tanpa menunggu stocknya kosong .
·         KUADRAN IV (ST)
Divers.Konsentrik              : coca cola menambah produk baru untuk pasar yang telah ada disebabkan oleh pelarangan di berbagai negara.


Startegi Bisnis Unit :
Prioritas Pertama
Membuat produk baru yaitu coca cola Zero
Faktor Penentu Keberhasilan
- SDM yang memiliki kompetensi dibidangnya
Output
 Semakin banyak pilihan produk baru
Outcame
Makin meningkatnya jumlah penjualan
Impact
Citra perusahaan semakin baik

Prioritas Kedua
Penambahan jumlah pangsa pasar yang baru
Faktor penentu keberhasilan
Pendistribusian daerah baru yang mudah
Output
Bertambahnya pelanggan
Outcame
Meningkatnya penjualan
Impact
Image perusahaan lebih baik




PENJELASAN:

-PRODUK:  
Coca-Cola produknya unggul terhadap Pepsi co, karena rasa soda nya digemari oleh konsumen dan mempertahankan melalui  inocvasi produk

-PRICE: 
Coca-Cola lebih mengutamakan efisiensi biaya sehingga harga produk lebih murah dan pastinya ini menjadi kekuatan dalam persaingan.

- PLACE:
Coca-Cola lebih banyak bekerjasama dengan distributor contohnya di MCD

-PROMOTION:
Coca- Cola lebih terkenal di bandingkan Pepsi co


 PENJELASAN:


-PRODUK:
Dengan adanya Teh dan Pocari konsumen sekarang mulai memperhatikan kesehatan, dengan demikian Coca-Cola mulai menciptakan inovasi produk sejenis atau produk pengganti contohnya Coca Cola Zero

-PRICE:
 Harga dari kedua produk pengganti lebih murah jadi Coca-Cola perlu melakukan dari efisien biaya, dikasih discount, beli 2 gratis 1, kemasan yang ekonomis serta penganekaragaman produk, walau tidak terasa dalam beberapa tahun ini, mungkin saja kedua produk ini merajai pasaran kedepannya.

-PLACE:
Untuk wilayah pasar kedua produk pengganti sangatlah berkompenten karena sangat kurang pesaingnya sehingga kesempatan dan keuntungan menjadi lebih baik, selain itu memang sangat dibutuhkan dari kedua produk pengganti tersebut. Coca-Cola untuk menghadapi kedua produk pengganti harus meningkatkankerjasama dengan ritel penempatan display yang efektif

-PROMOTION:
Walau jarang terdengar namun untuk skala nya mungkin berimbang karena memang sangat diminati dan kompetisi kedua produk pengganti sangat gencar jadi Coca-Cola mempertahankan efektifitas iklan

UKURAN KEBERHASILAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DARI COCA-COLA

Produk menurut J. Stanton diartikan sebagai “…Is a set of tangible and tangible attributes, including packaging, color, price, manufacturer’s prestige and manufacturer’s and retailer which the buyer may accept as offering want-satisfaction” (W.J.Stanton, 1981:192).
(Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginannya).
Philip Kotler menjelaskan “A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need, product that are marketed include physical goods, services, experiences, events, persons, places, properties, organizations, informations and ideas” (Kotler : 200:234)

Beberapa tingkatan produk.
Tingkatan produk bisa dilihat dari jenis dan nilai tambah produknya. Bisa juga dilihat dari siklus kehidupan produk (product life cyle). Nilai tambah bisa meningkatkan kualitas produk dalam persaingan. Persaingan produsen bukan sekedar dalam proses saja, tapi juga dalam hal aspek tambahan yaitu pembungkus, service, iklan, pemberian kredit, pengiriman dan faktor bisa meningkatkan kepuasan konsumen. Tingkatan produk sesuai dengan nilai tambahnya Kotler membagi kedalam beberapa tingkatan :

1. Core benefit.
Keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh konsumen.seperti orang menginap di hotel agar bisa tidur dan istirahat secara memuaskan, orang masuk restoran agar bisa makan enak, dsb.

2. Basic product.
Produk dasar yang harus dipenuhi dan harus dilengkapi dari keuntungan dasar. Dalam hal ini core benefit berubah menjadi basic product. Agar tercapai kepuasan maka hotel harus melengkapi menyediakan kamar, tempat tidur, toilet, Ac dan kebutuhan lainnya secara lengkap.

3. Expected product
Konsumne memiliki harapan terhadap barang dan jasa yang telah dibelinya. Sehingga barang yang dibeli harus yang terbaik, hotel yang bisa memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik sehingga memberikan kepuasan maksimal.

4. Augmented product.
Suatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh benak konsumen. Misalnya dikamar ada TV kabel dengan chanell, SPA dan karaoke gratis, dll. Augmented produk ini punya kelemahan yang bias digunakan sebgai alat persaingan. Bisa jadi augmented product suatu waktu bisa menjadi expected product, karena konusmen telah terbiasa dengan perlengkapan tambahan tersebut yang biayanya menjadi biaya tambahan sehingga harga jadi mahal. Namun bisa juga dengan adanya augmented product biaya tidak terlalu mahal dengan tujuan untuk memenangkan persiangan.

5. Potential product
Mencari nilai tambah produk yang lain untuk dimasa depan setelah konsumen menggunakan produk dan jasa kita. Seperti pelayanan after sales, menawarkan discount member, dll.
Dilihat dari siklus kehidupan produk maka sebuah produk akan mengalami tahapan-tahapan yang niscaya akan dilalui kedalam lima tingkatan antara lain :
·         Tahap pengenalan produk (introduction)
·         Tahap pengembangan (Growth)
·         Tahap kematangan (Maturity)
·         Tahap menurun (Decline)
·         Tahap ditingalkan (Abandonment)
·         Merek (brand) dan kemasan (Packaging)

Pemberian merek sangat penting untuk membantu kelancaran penjualan dan besar kecilnya merek harus dipikirkan dengan matang jangan sampai menyimpang dari keadaan dan kualitas serta kemampuan perusahaan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pemberian merek adalah jaminan dari para pengusaha terhadap konsumen bahwa barang yang dibeli benar-benar dari perusahaannya. Selain sebagai pembuktian akan kualitas barang, mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya dan bisa meningkatkan ekuitas merek yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahnkan kesetiaan konsumen. Serta memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan merek terkenal akan cepat laku dan mudah disalurkan dan penangananya.

Dalam Pengembangan produk tentu masalah merek dan kemasan sangat penting sekali sehingga kita mengenal beberapa istilah yang berhubungan dengan merek :

1. Brand.
Philip kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan : “Brand is name, term, sign, symbol or design or a combination of these, intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitor”(Kotler & Garry, 1991:260). Aaker mendefisikan : “Brand is distinguishing nam or symbol such as a logo, trademark or package design, intended to identify the goods or services of either one sellers and to differentiate  those goods or services from those competitor.”Begitu juga American Marketing association (AMA) A Brand is name, term, sign, symbol or design or combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or groups of seller and to  differentiate them from those of competitor (2000:404)
Intinya Brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol atau desain atau kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang membedakan suatu produk dengan produk saingan.

2. Brand name
Sedang istilah brand name adalah ”..Is that part of a brand which can be vocalized-the unterable”. Nama cap adalah bagian dari cap yang dapat diucapkan, biasanya menunjukan nama perusahaan atau institusi organisasinya. Seperti Honda, Panasonic, Telkom, dll.

3. Brand mark
Brand mark adalah bagian dari merek/cap yang dapat dikenal atau diketahui, tetapi tidak dapat diucapkan, karena berupa simbol, lambang, logo, desain atau bentuk spesifik huruf atau warna. (”A brand mark is that part of brand which can be recognized but is not unterabel, such a symbol, design or distinctive coloring or lettering) Contoh : Gambar singa-MGM, gambar stir-MercedezBenz.

4. Trademark
Begitu juga dengan Trademark bisa diartikan sebagai : ”…Is a brand or part of a brand that is given legal protection, it protects the seller’s exclusive rights to use brand name or brand mark. (Cap dagang ialah merek atau bagian dari merek yang memberikan perlindungan hokum, melindungi hak-hak pemilik merek atau cap).

5. Brand image
David A. Aaker (1997:7) mengartikan image sebagai : ”…is the total impression of what person or group people think and know about and object” Engel mendefinisikan “Imaginary is a process by which sensory information and experiences are refresented in working memory”. Kotler (1997:607) mengartikan sebagai “Image is the set of beliefs, ideas and impressions that are person holds regarding an object. Peoples attitude and actions towards an object are highly conditioned by that object’s image”.
Citra terbentuk dalam jangka waktu tertentu sebab merupakan sebuah akumulasi persepsi terhadap suatu objek apa yang terpikirkan, diketahui dialami yang masuk kedalam memori manusia berdasarkan masukan-masukan dari berbagai sumber sepanjang waktu.
6. Brand Equity.
Kotler & Amstrong (1999:glossary) Brand equity the value of a brand, based on the ectent to which it has high brand loyalty, name awareness, perceived quality strong brand associations and other asses suc as patents, trademarks an channel relationships.

Lynn B. Upshaw memberikan batasan bahwa :”Brand equiy is the total accumulated value or worth of brand the tangible assets that the brand contributes to its corporate parent, both financially and interest of selling leverage”
Artinya brand equity ialah nilai dari suatu merek didasarkan atas tingginya brand loyalty, kesdaran, kualitas, kekuatan, adanya paen yang memberi kekuatan pada suatu merek, bisa juga merupakan kumpulan dari adanya persepsi merek pada benak konsumen, mulai dari adanya brand awareness-kesadaran merek, brand acceptability-penerimaan merek, brand preference-pembeda merek yang melaihirkan brand priority-prioritas barang yang akan dibeli dan akhirnya tumbuh brand loyalty-tidak mau berganti merek.
Kalau brand equity merupakan nilai konsumen terhadap merek kita, sedang brand identity lebih merupakan seperangkat asosiasi merek yang digunakan oleh ahli strategi merek dan janji kepada konsumen yang harus dipenuhi. Brand identity sebagai bagian dari brand equity.

Brand equity memberikan nilai melalui empat fase yaitu :

1.Dimensi kesadaran merek (brand awareness)
adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu produk atau seberapa kuat merek tertanam dalam ingatan konsumen. Kesadaran merek ini tertanam dalam benak konsumen.menurut Aaker bergerak mulai dari recognition=pengenalan, to recall = pengingatan, top of mind = puncak pikiran, unware of brand = tidak menyadari merek.

2. Dimensi kesan kualitas (perceived quality).
Kesan konsumen terhadap kualitas bias memberikan penilaian positif dan negative yang menghasilkan nilai. Barnes, (2001:104) ada 4 kesan seorang pelanggan terhadap produk yaitu “Value is low price, the quality I get for price I pay or everyting I want in service and is all that I get for all that I give” selain perusahaan bisa memberikan experiential dan emotional brand sesuai dengan gaya hidupnya.

3. Dimensi asosiasi (brand association)
Untuk menanmkan sebuah asosiasi brand membutuhkan waku yang sangat lama melalui periklanan dan promosi yang gencar sampai mencapai tahap kematangan produk salah satunya produk menjadi marketing leader. Coba apa yang anda pikirkan tentang produk Sanyo, odol, orson, aspirin, cellopane, nylon, Xerox,dll.  Sanyo  identik dengan pompa, padahal sanyo bukan hanya memproduksi pompa saja tapi alat elektronik yang lainnya. Atau aqua sudah menjadikan produk untuk brand asosiciation untuk air galonan.

4. Dimensi loyalitas (brand & customer loyalty)
Setelah melali proses diatas kesan yang kuat mealu pengalaman dan penanaman emotional brand akan melahirkan brand  loyalty yang berlanjut pada customer loyalty. Jill Griffin (2002:5) mengartikan “a customer has a specific bias about what to buy and from whom. Two important conditions associated with loyalty are customer retention and total share of customer. Many companies operate under the false impression that a retained customer is automatically a loyal customer”. Lebih lanjut Griffin mengartikan “loyalty is defined as non-random purchase expressed over time by some decision-making unit”.
Ciri-ciri konsumen yang loyal terhadap produk kita dapat dilihat konsumen melakukan pembelian ulang secara teratur, juga membeli produk lain yang ditawarkan penjual, merkomendasikan teman-temannya untuk membeli produk yang sama ketempat sama dan mereka tidak mudah beralih ke produk lain.
Hermawan karta jaya mengkelompokan para konsmen dilihat tingkat loyalitasnya kedalam lima kelompok :
·         Terorist customer yaitu mereka yang seperti bermusuhan dengan perusahaan karena suka mengungkapkan cerita tidak bai tentang perusahaan.
·         Trasactional customer yaitu mereka berhubungan hanya sebatas transaki saja.
·         Relationship customer yaitu mereka yang telah melakukan repeat buying.
·         Loyal customer yaitu konsumen yang selalu setia dengan perusahaan walaupun orang lain mneceritakan keburukan perusahaan tersebut.

·         Advocator customer, inilah pelanggan istimewa dan excellent.
Jill Griffin (2002:219) dalam bukunya “customer  loyalty” menyatakan ada 12 hukum loyalty yaitu :

1. Build staff loyalty, konsumen akan senang dengan staf yang dekat dengannya yang penuh pengertian.
2. Practice the 80/20 rule artinya 80 % pendapatan lembaga bisa datang dari 20% konsumen.
3. Know your loyalty stages and ensure your customer are moving through them, lembaga harus selalu memperbaiki tingkat loyalitsnya sehingga konsumen bias dibentuk makin lama loyal.
4. Serve first, sell second, utamakan pelayanan, penjualan belakangan karena penjualan adalah sebagai hasil dari layanan yang baik.
5. Aggresivelly seek out customer complaints, cari dan teliti secara aktif apa sebenarnya yang dikeluhkan oleh langganan.
6. Get responsive and stay that way, harus responsif dan pertahankan sikap tersebut.
7. Know your customer’s definitions of value, pahami danc ari nilai-nilai apa yang diharapkan oleh konsumen.
8. Win back lost customers, dekati dan wawancara konsumen yang lari, kenapa mereka berpindah, shingga mereka bias ditark kembali.
9. Use multiple channels to serve the same customer well, Konsumen biasanya memperoleh pelayaan dari berbagai personil.
10.  Give your front line the skills to perform, karyawan berdiri digaris depan dan memayani konsumen harus trampil dan professional.
11. Collaborate with your channel patners, gunakan chanel yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga penjualan.
12. Store your data in one centralized database. Kepuasan konsumen kunci utama biar konsumen loyal pada produk kita.

KPI (Key Performance Indicator)



Unit
Key Performance Indicator
Ukuran
Base Line
sasaran
Realisasi (th 2007)
pencapaian
Skor

(KPI)

(th 2006)
hasil
waktu
hasil
waktu
(%)
Kinerja
Produksi
1. Pendapatan dari penjualan produk
1. Jumlah pendapatan penjualan
$ 1.815.000.000.000
$ 1.816.902.952.000
1 th
$ 2.152.000.000.000
1 th
1,2


meningkat pada produk minuman sehat
produk minuman sehat & makanan








& makanan



















2. Variasi merk Produk bertambah
2. Jumlah variasi merk produk
$ 100
400
1 th
500
1 th
1,3












3. Penjualan produk coca cola meningkat
3. unit volume penjualan produk
$ 214.000.000
$ 291.040.000
5 th
$ 227.000.000
1 th
0,8

Total
3,2
1,07
Marketing
4. Jaringan agen dan distribusi meningkat
4. Jumlah jaringan agen & distribusi
1800
2000
1 th
5300
1 th
2,65
2,65

serta jumlah supplier banyak
serta supplier



























Skor Kinerja Total
3,72
Skor Kinerja Rata-Rata (Skor Kinerja Total ÷ Jumlah KPI)
0,93












 Penjelasan : 

novasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.
Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Sunfill - produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.

3 komentar:

  1. artikel yang bermanfaat. salam kenal pak www.rezzaid.com

    BalasHapus
  2. artikel yang bermanfaat. salam kenal pak www.rezzaid.com

    BalasHapus