COCA-COLA
COMPANY
Coca-cola merupakan perusahaan minuman
terbesar di dunia. Coca cola menjual empat dari lima top minuman non alkohol
sedunia, diantaranya: Cocacola, Diet coke, Sprite, dan Fanta. Coca cola
mempekerjakan 71.000 orang dilebih dari 200 negara. Coca cola kurang lebih
memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman. Produk-produk
coca cola didistribusikan melalui restoran dan toko makanan, serta pemasok.
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan
pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari
Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup
karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat
sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua
huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama
dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer,
dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan
harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi
ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada
tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892,
Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian
mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Chandler piawai dalam menciptakan
perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata
berlogo Coca-Cola. Benda benda tersebut kemudian dibagi-bagi di
lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang
inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca,
serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk
memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini
pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan
untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah
Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong
penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja
menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera
popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan
yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang
terdaftar.
ü Visi
Visi kami menyediakan kerangka Roadmap
kami dan pedoman setiap aspek dari bisnis kami dengan menggambarkan apa yang
kami butuhkan untuk menyempurnakan untuk melanjutkan menuju keberhasilan yang
mendukung, kualitas pertumbuhan.
· Portfolio : Bring to the world a portfolio of quality beverage brands that anticipate and satisfy people's desires and needs.
· Partners : Nurture a winning network of customers and suppliers, together we create mutual, enduring value.
· Planet : Be a responsible citizen that makes a difference by helping build and support sustainable communities.
· Profit : Maximize long-term return to shareowners while being mindful of our overall responsibilities.
· Productivity : Be a highly effective, lean and fast-moving organization.
ü Misi
Our Roadmap
starts with our mission, which is enduring. It declares our purpose as a
company and serves as the standard against which we weigh our actions and
decisions.
1.
To
refresh the world...
2.
To
inspire moments of optimism and happiness...
3.
To
create value and make a difference.
Menurut saya,
visi dan misi perusahaan Coca-cola sesuai dengan realita apabila dibandingkan
dengan kemajuan perusahaan coca-cola saat ini sehingga tidak diperlukan adanya
revisi dari kelompok kami. Dalam penjabaran visi dan misinya perusahaan
tersebut memperhatikan berbagai aspek, diantaranya corporate social responsibilities,
lingkungan, dan berbagai kepentingan perusahaan untuk menuju keberhasilan.
Tujuan Perusahaan : Menjadikan perusahaan minuman bersoda no satu di dunia.
ANALISIS SWOT
STRENGTH (Kekuatan)
Faktor strategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Riset and Development yang intensif
|
4
|
0,12
|
4
|
0,48
|
SDM yang terlatih
|
3
|
0,09
|
3
|
0,27
|
Harga Produk Yang Kompetitif
|
3
|
0,09
|
3
|
0,27
|
Keadaan Distribusi dan Pangsa Pasar
|
3
|
0,09
|
4
|
0,36
|
Harga Produk yang kompetitif dan SDM yang besar dan terlatih
|
3
|
0,09
|
3
|
0,27
|
Sebagai inovator dalam industri soft drink
|
4
|
0,12
|
3
|
0,36
|
Strategi pemasaran yang baik
|
4
|
0,12
|
4
|
0,48
|
System informasi yang baik
|
4
|
0,12
|
3
|
0,36
|
Kemasan produk yang menarik
|
4
|
0,12
|
4
|
0,48
|
Loyalitas Konsumen
|
4
|
0,12
|
4
|
0,48
|
Memiliki kepopuleran merk yang tinggi dan dikenal oleh masyarakat sedunia
|
4
|
0,12
|
4
|
0,48
|
Coca Cola memenangkan penghargaan untuk kategori kemasan kaleng dari
jenis produk yang paling inovatif dan atraktif
|
3
|
0,09
|
3
|
0,27
|
TOTAL
|
33
|
1,29
|
42
|
4,56
|
Weakness
(Kelemahan)
Faktor strategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar
|
4
|
0,22
|
-4
|
-0,88
|
Sebagai perusahaan beverage memiliki kontrak ekskulisif kepada Pepsi
Company
|
3
|
0,17
|
-3
|
-0,51
|
Ketersediaan bahan baku
|
4
|
0,22
|
-4
|
-0,88
|
Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke
sektor lain
|
3
|
0,17
|
-3
|
-0,51
|
Biaya produksi yang tinggi
|
4
|
0,22
|
-4
|
-0,88
|
TOTAL
|
18
|
1
|
-18
|
-2,78
|
Opportunity
(Peluang)
Faktor strategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Kestabilan Struktur Harga dan Perkembangan Produk
|
4
|
0,15
|
3
|
0,45
|
Bahan pendukung utama produk coca-cola dapat diganti dengan produk yang
lain
|
3
|
0,11
|
3
|
0,33
|
Respon Terhadap Promosi
|
4
|
0,15
|
4
|
0,6
|
Pertumbuhan iklan di internet karena penggunaan internet telah meningkat
|
4
|
0,15
|
4
|
0,6
|
Kerjasama dengan berbagai pihak
|
4
|
0,15
|
4
|
0,6
|
Semakin meningkatnya pendapatan penjualan PT Coca – Cola
|
4
|
0,15
|
3
|
0,45
|
Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya
jaringan
|
4
|
0,15
|
4
|
2,13
|
TOTAL
|
27
|
1,01
|
25
|
2,25
|
Threat
(Ancaman)
Faktor strategis
|
Nilai
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Tingginya harga bahan mentah
|
4
|
0,2
|
-3
|
-0,6
|
Ada banyak minuman subsitusi dari produk minuman yang lain
|
4
|
0,2
|
-3
|
-0,6
|
Inovasi AS ke Irak yang mempengaruhi penjualan coca-cola
|
4
|
0,2
|
-4
|
-0,8
|
Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku
|
4
|
0,2
|
-4
|
-0,8
|
Di beberapa negara seperti India melarang penjualan coca-cola
|
4
|
0,2
|
-4
|
-0,8
|
TOTAL
|
20
|
1
|
-18
|
-2,8
|
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal
pada tabel seperti dituliskan di atas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut
:
- Skor Total Kekuatan : 4,56
- Skor Total Kelemahan : -2,78
- Skor Total Peluang : 1,98
- Skor Total Ancaman : -2,80
Selain itu, penentuan koordinat dari gambar tsb adalah
sebagai berikut :
Koordinat Analisis Internal
(Skor total
Kekuatan – Skor total kelemahan) : 2 = (4,56 – 2,78) : 2 = 0,89
Koordinat Analisis Eksternal
(Skor total
Peluang – Skor total Ancaman) : 2 = ( 2,25 – 2,80) : 2 = -0,27
Berdasarkan
skor total di atas, maka penentuan posisi perusahaan dapat digambar sebagai
Matrik SWOT yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka diketahui posisi unit usaha terletak pada kuadran IV namun perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut di bawah ini :
kuadran
|
posisi titik
|
Luas matrik
|
Ranking
|
Prioritas Strategi
|
||
I
|
SO
|
4,56
|
2,25
|
10,26
|
2
|
Growth
|
II
|
WO
|
-2,78
|
2,25
|
-6,25
|
4
|
stabilitas
|
III
|
WT
|
-2,78
|
-2,80
|
7,78
|
3
|
penciutan
|
IV
|
ST
|
4,56
|
-2,80
|
-12,76
|
1
|
Kombinasi
|
Berdasar tabel tersebut di atas, maka diperoleh
ranking luas matrik kuadran sebagai berikut :
- Ranking ke
1 : pada kuadran IV dengan luas matrik -12,76
- Ranking ke
2 : pada kuadran I dengan luas matrik 10,26
- Ranking ke
3 : pada kuadran II dengan luas matrik 7,78
- Ranking ke 4 : pada kuadran III dengan luas matrik -6,25
Pada kuadran I ( S O Strategi ) strategi umum yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk
mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
Pada kuadran II ( W O Strategi ) perusahaan dapat membuat
keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan
menghindari kelemahan.
Pada kuadran III ( W T Strategi ) Meminimumkan segala
kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Pada kuadran IV ( S T Strategi ) Menjadikan setiap kekuatan
untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk
menciptakan peluang
PENJELASAN :
·
KUADRAN I (SO)
Pengembangan Pasar : Melakukan inovasi produk baru di daerah
baru untuk melakukan pelebaran distribusi.
·
KUADRAN II (WO)
Pengembangan Pasar : Mengatasi persaingan produk dengan
produk lain untuk memenuhi keinginan pasar.
·
KUADRAN III (WT)
Pengurangan : Untuk memenuhi efisiensi
biaya menempatkan stock barang di daerah yang terbatas SDAnya, tanpa menunggu
stocknya kosong .
·
KUADRAN IV (ST)
Divers.Konsentrik : coca cola menambah produk baru
untuk pasar yang telah ada disebabkan oleh pelarangan di berbagai negara.
Startegi
Bisnis Unit :
Prioritas
Pertama
Membuat produk baru yaitu coca
cola Zero
Faktor Penentu
Keberhasilan
- SDM yang memiliki kompetensi dibidangnya
Output
Semakin
banyak pilihan produk baru
Outcame
Makin
meningkatnya jumlah penjualan
Impact
Citra
perusahaan semakin baik
Prioritas
Kedua
Penambahan
jumlah pangsa pasar yang baru
Faktor penentu
keberhasilan
Pendistribusian daerah baru yang mudah
Output
Bertambahnya pelanggan
Outcame
Meningkatnya penjualan
Impact
Image
perusahaan lebih baik
-PRODUK:
Coca-Cola produknya unggul terhadap Pepsi co, karena rasa soda nya digemari oleh konsumen dan mempertahankan melalui inocvasi produk
-PRICE:
-PRICE:
Coca-Cola lebih mengutamakan efisiensi biaya sehingga harga
produk lebih murah dan pastinya ini menjadi kekuatan dalam persaingan.
- PLACE:
- PLACE:
Coca-Cola lebih banyak bekerjasama dengan distributor contohnya di MCD
-PROMOTION:
-PROMOTION:
Coca- Cola lebih terkenal di bandingkan Pepsi co
PENJELASAN:
-PRODUK:
-PROMOTION:
Walau jarang terdengar namun untuk skala nya mungkin berimbang karena memang sangat diminati dan kompetisi kedua produk pengganti sangat gencar jadi Coca-Cola mempertahankan efektifitas iklan
UKURAN KEBERHASILAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DARI COCA-COLA
-PRODUK:
Dengan adanya Teh dan Pocari konsumen sekarang mulai memperhatikan kesehatan, dengan demikian Coca-Cola mulai menciptakan inovasi produk sejenis atau produk pengganti contohnya Coca Cola Zero
-PRICE:
-PRICE:
Harga dari kedua produk pengganti lebih murah jadi Coca-Cola perlu
melakukan dari efisien biaya, dikasih discount, beli 2 gratis 1, kemasan yang ekonomis serta penganekaragaman produk, walau tidak
terasa dalam beberapa tahun ini, mungkin saja kedua produk ini merajai
pasaran kedepannya.
-PLACE:
Untuk wilayah pasar kedua produk pengganti sangatlah berkompenten
karena sangat kurang pesaingnya sehingga kesempatan dan keuntungan
menjadi lebih baik, selain itu memang sangat dibutuhkan dari kedua
produk pengganti tersebut. Coca-Cola untuk menghadapi kedua produk pengganti harus meningkatkankerjasama dengan ritel penempatan display yang efektif-PLACE:
-PROMOTION:
Walau jarang terdengar namun untuk skala nya mungkin berimbang karena memang sangat diminati dan kompetisi kedua produk pengganti sangat gencar jadi Coca-Cola mempertahankan efektifitas iklan
UKURAN KEBERHASILAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DARI COCA-COLA
Produk menurut J. Stanton diartikan sebagai “…Is a set of tangible
and tangible attributes, including packaging, color, price, manufacturer’s
prestige and manufacturer’s and retailer which the buyer may accept as offering
want-satisfaction” (W.J.Stanton, 1981:192).
(Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik
toko yang menjual dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima
pembeli untuk memuaskan keinginannya).
Philip Kotler menjelaskan “A product is anything that can be
offered to a market to satisfy a want or need, product that are marketed
include physical goods, services, experiences, events, persons, places,
properties, organizations, informations and ideas” (Kotler : 200:234)
Beberapa tingkatan produk.
Tingkatan produk bisa dilihat dari jenis dan nilai tambah
produknya. Bisa juga dilihat dari siklus kehidupan produk (product life cyle).
Nilai tambah bisa meningkatkan kualitas produk dalam persaingan. Persaingan
produsen bukan sekedar dalam proses saja, tapi juga dalam hal aspek tambahan
yaitu pembungkus, service, iklan, pemberian kredit, pengiriman dan faktor bisa
meningkatkan kepuasan konsumen. Tingkatan produk sesuai dengan nilai tambahnya
Kotler membagi kedalam beberapa tingkatan :
1. Core benefit.
Keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh
konsumen.seperti orang menginap di hotel agar bisa tidur dan istirahat secara
memuaskan, orang masuk restoran agar bisa makan enak, dsb.
2. Basic product.
Produk dasar yang harus dipenuhi dan harus dilengkapi dari
keuntungan dasar. Dalam hal ini core benefit berubah menjadi basic product.
Agar tercapai kepuasan maka hotel harus melengkapi menyediakan kamar, tempat
tidur, toilet, Ac dan kebutuhan lainnya secara lengkap.
3. Expected product
Konsumne memiliki harapan terhadap barang dan jasa yang telah
dibelinya. Sehingga barang yang dibeli harus yang terbaik, hotel yang bisa
memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik sehingga memberikan kepuasan
maksimal.
4. Augmented product.
Suatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh
benak konsumen. Misalnya dikamar ada TV kabel dengan chanell, SPA dan karaoke
gratis, dll. Augmented produk ini punya kelemahan yang bias digunakan sebgai
alat persaingan. Bisa jadi augmented product suatu waktu bisa menjadi expected
product, karena konusmen telah terbiasa dengan perlengkapan tambahan tersebut
yang biayanya menjadi biaya tambahan sehingga harga jadi mahal. Namun bisa juga
dengan adanya augmented product biaya tidak terlalu mahal dengan tujuan untuk
memenangkan persiangan.
5. Potential product
Mencari nilai tambah produk yang lain untuk dimasa depan
setelah konsumen menggunakan produk dan jasa kita. Seperti pelayanan after
sales, menawarkan discount member, dll.
Dilihat dari siklus kehidupan produk maka sebuah produk akan
mengalami tahapan-tahapan yang niscaya akan dilalui kedalam lima tingkatan
antara lain :
·
Tahap
pengenalan produk (introduction)
·
Tahap
pengembangan (Growth)
·
Tahap
kematangan (Maturity)
·
Tahap
menurun (Decline)
·
Tahap
ditingalkan (Abandonment)
·
Merek
(brand) dan kemasan (Packaging)
Pemberian merek sangat penting untuk membantu kelancaran
penjualan dan besar kecilnya merek harus dipikirkan dengan matang jangan sampai
menyimpang dari keadaan dan kualitas serta kemampuan perusahaan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pemberian merek adalah
jaminan dari para pengusaha terhadap konsumen bahwa barang yang dibeli
benar-benar dari perusahaannya. Selain sebagai pembuktian akan kualitas barang,
mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya dan bisa
meningkatkan ekuitas merek yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi,
memberi kemudahan dalam mempertahnkan kesetiaan konsumen. Serta memberi
motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan merek terkenal akan cepat
laku dan mudah disalurkan dan penangananya.
Dalam Pengembangan produk tentu masalah merek dan kemasan
sangat penting sekali sehingga kita mengenal beberapa istilah yang berhubungan
dengan merek :
1. Brand.
Philip kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan : “Brand is
name, term, sign, symbol or design or a combination of these, intended to
identify the goods or service of one seller or group of sellers and to
differentiate them from those of competitor”(Kotler & Garry, 1991:260).
Aaker mendefisikan : “Brand is distinguishing nam or symbol such as a logo,
trademark or package design, intended to identify the goods or services of
either one sellers and to differentiate
those goods or services from those competitor.”Begitu juga American
Marketing association (AMA) A Brand is name, term, sign, symbol or design or
combination of them, intended to identify the goods or services of one seller
or groups of seller and to differentiate
them from those of competitor (2000:404)
Intinya Brand adalah sebuah nama, istilah, tanda, symbol atau
desain atau kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa
yang membedakan suatu produk dengan produk saingan.
2. Brand name
Sedang istilah brand name adalah ”..Is that part of a brand
which can be vocalized-the unterable”. Nama cap adalah bagian dari cap yang
dapat diucapkan, biasanya menunjukan nama perusahaan atau institusi
organisasinya. Seperti Honda, Panasonic, Telkom, dll.
3. Brand mark
Brand mark adalah bagian dari merek/cap yang dapat dikenal
atau diketahui, tetapi tidak dapat diucapkan, karena berupa simbol, lambang,
logo, desain atau bentuk spesifik huruf atau warna. (”A brand mark is that part
of brand which can be recognized but is not unterabel, such a symbol, design or
distinctive coloring or lettering) Contoh : Gambar singa-MGM, gambar
stir-MercedezBenz.
4. Trademark
Begitu juga dengan Trademark bisa diartikan sebagai : ”…Is a
brand or part of a brand that is given legal protection, it protects the
seller’s exclusive rights to use brand name or brand mark. (Cap dagang ialah
merek atau bagian dari merek yang memberikan perlindungan hokum, melindungi hak-hak
pemilik merek atau cap).
5. Brand image
David A. Aaker (1997:7) mengartikan image sebagai : ”…is the
total impression of what person or group people think and know about and
object” Engel mendefinisikan “Imaginary is a process by which sensory
information and experiences are refresented in working memory”. Kotler
(1997:607) mengartikan sebagai “Image is the set of beliefs, ideas and
impressions that are person holds regarding an object. Peoples attitude and
actions towards an object are highly conditioned by that object’s image”.
Citra terbentuk dalam jangka waktu tertentu sebab merupakan
sebuah akumulasi persepsi terhadap suatu objek apa yang terpikirkan, diketahui
dialami yang masuk kedalam memori manusia berdasarkan masukan-masukan dari berbagai
sumber sepanjang waktu.
6. Brand Equity.
Kotler & Amstrong (1999:glossary) Brand equity the value
of a brand, based on the ectent to which it has high brand loyalty, name
awareness, perceived quality strong brand associations and other asses suc as
patents, trademarks an channel relationships.
Lynn B. Upshaw memberikan batasan bahwa :”Brand equiy is the
total accumulated value or worth of brand the tangible assets that the brand
contributes to its corporate parent, both financially and interest of selling
leverage”
Artinya brand equity ialah nilai dari suatu merek didasarkan
atas tingginya brand loyalty, kesdaran, kualitas, kekuatan, adanya paen yang
memberi kekuatan pada suatu merek, bisa juga merupakan kumpulan dari adanya
persepsi merek pada benak konsumen, mulai dari adanya brand awareness-kesadaran
merek, brand acceptability-penerimaan merek, brand preference-pembeda merek
yang melaihirkan brand priority-prioritas barang yang akan dibeli dan akhirnya
tumbuh brand loyalty-tidak mau berganti merek.
Kalau brand equity merupakan nilai konsumen terhadap merek
kita, sedang brand identity lebih merupakan seperangkat asosiasi merek yang
digunakan oleh ahli strategi merek dan janji kepada konsumen yang harus
dipenuhi. Brand identity sebagai bagian dari brand equity.
Brand equity memberikan nilai melalui empat fase yaitu :
1.Dimensi kesadaran
merek (brand awareness)
adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu produk atau
seberapa kuat merek tertanam dalam ingatan konsumen. Kesadaran merek ini
tertanam dalam benak konsumen.menurut Aaker bergerak mulai dari
recognition=pengenalan, to recall = pengingatan, top of mind = puncak pikiran,
unware of brand = tidak menyadari merek.
2. Dimensi kesan
kualitas (perceived quality).
Kesan konsumen terhadap kualitas bias memberikan penilaian
positif dan negative yang menghasilkan nilai. Barnes, (2001:104) ada 4 kesan
seorang pelanggan terhadap produk yaitu “Value is low price, the quality I get
for price I pay or everyting I want in service and is all that I get for all
that I give” selain perusahaan bisa memberikan experiential dan emotional brand
sesuai dengan gaya hidupnya.
3. Dimensi asosiasi
(brand association)
Untuk menanmkan sebuah asosiasi brand membutuhkan waku yang
sangat lama melalui periklanan dan promosi yang gencar sampai mencapai tahap
kematangan produk salah satunya produk menjadi marketing leader. Coba apa yang
anda pikirkan tentang produk Sanyo, odol, orson, aspirin, cellopane, nylon,
Xerox,dll. Sanyo identik dengan pompa, padahal sanyo bukan
hanya memproduksi pompa saja tapi alat elektronik yang lainnya. Atau aqua sudah
menjadikan produk untuk brand asosiciation untuk air galonan.
4. Dimensi loyalitas
(brand & customer loyalty)
Setelah melali proses diatas kesan yang kuat mealu pengalaman
dan penanaman emotional brand akan melahirkan brand loyalty yang berlanjut pada customer loyalty.
Jill Griffin (2002:5) mengartikan “a customer has a specific bias about what to
buy and from whom. Two important conditions associated with loyalty are
customer retention and total share of customer. Many companies operate under
the false impression that a retained customer is automatically a loyal
customer”. Lebih lanjut Griffin mengartikan “loyalty is defined as non-random
purchase expressed over time by some decision-making unit”.
Ciri-ciri konsumen yang loyal terhadap produk kita dapat
dilihat konsumen melakukan pembelian ulang secara teratur, juga membeli produk
lain yang ditawarkan penjual, merkomendasikan teman-temannya untuk membeli
produk yang sama ketempat sama dan mereka tidak mudah beralih ke produk lain.
Hermawan karta jaya mengkelompokan para konsmen dilihat
tingkat loyalitasnya kedalam lima kelompok :
·
Terorist
customer yaitu mereka yang seperti bermusuhan dengan perusahaan karena suka
mengungkapkan cerita tidak bai tentang perusahaan.
·
Trasactional
customer yaitu mereka berhubungan hanya sebatas transaki saja.
·
Relationship
customer yaitu mereka yang telah melakukan repeat buying.
·
Loyal
customer yaitu konsumen yang selalu setia dengan perusahaan walaupun orang lain
mneceritakan keburukan perusahaan tersebut.
·
Advocator
customer, inilah pelanggan istimewa dan excellent.
Jill Griffin (2002:219) dalam bukunya “customer loyalty” menyatakan ada 12 hukum loyalty
yaitu :
1. Build staff loyalty, konsumen akan senang dengan staf yang
dekat dengannya yang penuh pengertian.
2. Practice the 80/20 rule artinya 80 % pendapatan lembaga
bisa datang dari 20% konsumen.
3. Know your loyalty stages and ensure your customer are
moving through them, lembaga harus selalu memperbaiki tingkat loyalitsnya
sehingga konsumen bias dibentuk makin lama loyal.
4. Serve first, sell second, utamakan pelayanan, penjualan
belakangan karena penjualan adalah sebagai hasil dari layanan yang baik.
5. Aggresivelly seek out customer complaints, cari dan teliti
secara aktif apa sebenarnya yang dikeluhkan oleh langganan.
6. Get responsive and stay that way, harus responsif dan
pertahankan sikap tersebut.
7. Know your customer’s definitions of value, pahami danc ari
nilai-nilai apa yang diharapkan oleh konsumen.
8. Win back lost customers, dekati dan wawancara konsumen
yang lari, kenapa mereka berpindah, shingga mereka bias ditark kembali.
9. Use multiple channels to serve the same customer well,
Konsumen biasanya memperoleh pelayaan dari berbagai personil.
10. Give your front
line the skills to perform, karyawan berdiri digaris depan dan memayani
konsumen harus trampil dan professional.
11. Collaborate with your channel patners, gunakan chanel
yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga penjualan.
12. Store your data in one centralized database. Kepuasan
konsumen kunci utama biar konsumen loyal pada produk kita.
KPI (Key Performance Indicator)
KPI (Key Performance Indicator)
Unit
|
Key Performance
Indicator
|
Ukuran
|
Base Line
|
sasaran
|
Realisasi (th
2007)
|
pencapaian
|
Skor
|
|||
(KPI)
|
(th 2006)
|
hasil
|
waktu
|
hasil
|
waktu
|
(%)
|
Kinerja
|
|||
Produksi
|
1. Pendapatan dari penjualan produk
|
1. Jumlah pendapatan penjualan
|
$ 1.815.000.000.000
|
$ 1.816.902.952.000
|
1 th
|
$ 2.152.000.000.000
|
1 th
|
1,2
|
||
meningkat pada produk minuman sehat
|
produk minuman sehat & makanan
|
|||||||||
& makanan
|
||||||||||
2. Variasi merk Produk bertambah
|
2. Jumlah variasi merk produk
|
$ 100
|
400
|
1 th
|
500
|
1 th
|
1,3
|
|||
3. Penjualan produk coca cola meningkat
|
3. unit volume penjualan produk
|
$ 214.000.000
|
$ 291.040.000
|
5 th
|
$ 227.000.000
|
1 th
|
0,8
|
|||
Total
|
3,2
|
1,07
|
||||||||
Marketing
|
4. Jaringan agen dan distribusi meningkat
|
4. Jumlah jaringan agen & distribusi
|
1800
|
2000
|
1 th
|
5300
|
1 th
|
2,65
|
2,65
|
|
serta jumlah supplier banyak
|
serta supplier
|
|||||||||
Skor Kinerja Total
|
3,72
|
|||||||||
Skor Kinerja Rata-Rata (Skor Kinerja Total ÷ Jumlah
KPI)
|
0,93
|
|||||||||
Penjelasan :
novasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.
Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Sunfill - produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.
nice artikel :)
BalasHapusartikel yang bermanfaat. salam kenal pak www.rezzaid.com
BalasHapusartikel yang bermanfaat. salam kenal pak www.rezzaid.com
BalasHapus